PEMBELAJARAN JARAK JAUH YANG POWERFUL Oleh Prof. Dr. H. Endang Komara, M.Si Guru Besar PNS LLDIKTI Wilayah IV Dpk Pada Magister PIPS STKIP Pasundan, dan Ketua Paguyuban Profesor LLDIKTI Wilayah IV
PENDAHULUAN
Masa Pandemi COVID-19 yang sudah berjalan, hampir 7 (tujuh) bulan memberikan tantangan baru bagi dunia, baik kesehatan, ekonomi maupun pendidikan, kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah untuk mengatasi Pandemi Copid-19 ini memang akan memberikan dampak bagi banyak pihak, terutama dengan diberlakukannya lockdown dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di berbagai penjuru dunia membuat proses dan sistem kesehatan dan khususnya peendidikan terpaksa diubah dari konvensiaonal/luring menjadi daring/Pembelajaran Jarak jauh atau Blended Learning atau di sebagian daerah diadakan guru kunjung untuk mendatangani anak-anak didiknya.
Memasuki abad ke-21 pendidikan jarak jauh/blended learning menjadi sistem pembelajaran yang paling efektif dan berprespektif dalam sistem pendidikan (Lenar et al., 2014). Pendidikan Jarak Jauh dapat didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang tidak menghitungkan ruang dan waktu pembelajaran dan bersifat mandiri untuk pengembangan peserta didik dengan menggunakan metode dan teknik maupun media dalam kegiatan pembelajaran (Kor et al., 2014), kegiatan e-learning sangat fleksibel karena dapat diakses dan melakukan pembelajaran tanpa terhalang waktu dan tempat, e-learning memberikan keleluasaan pada pengajar agar dapat memberikan akses kepada peserta didik untuk mendapatkan referensi lain terkait dengan materi pembelajaran, hal ini sangat berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Banyak media pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran jarak jauh seperti daring (e-learning) dengan perkembangan internet membuat PJJ jauh lebih mudah dan juga menggunakan teknologi untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Adapun percampuran sistem pembelajaran jarak jauh dan tatap muka yang dapat meningkatkan kreativitas dan berpikir kritis melalui Blended Learning. E-module adalah bagian dari electronic based e-learning yang dalam pembelajarannya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama peringkat berupa elektronik (Winaya et. al., 2016). E-book/e-module masih menjadi pembelajaran paling efektif dalam pembelajaran e-learning disamping berkembangnya media seperti video animasi dan simulasi pembelajara. Salah satu media pembelajaran yang paling efisien saat ini yaitu android, banyak aplikasi bersifat edukasi maupun bersifat penunjang edukasi diterbitkan di android. Banyak pengembangan media pembelajaran yang inovatif seperti flashcard yang merupakan media visual non proyek yang membantu dalam komunikasi pembelajaran. Edutainment dengan media pembelajaran interaktif juga dapat digunakan untuk Pendidikan jarak jauh yang tidak mengharuskan pertemuan (seperti video animasi). Bahkan pesatnya dunia game online dapat dijadikan media pembelajaran di berbagai jurusan seperti Bahasa, kedokteran, sampai teknik sipil.
Guru harus berhati-hati dalam merencanakan pembelajaran yang powerfu agar dapat menunjukkanl hasil yang bermakna bagi siswa. Mengambil beberapa pengalaman yang terpilih untuk dijadikan contoh pembelajaran bagi siswa, sehingga mereka merasakan bahwa pembelajaran sangatlah dekat dengan lingkungan mereka. Pembelajaran yang powerful membantu para siswa untuk membangun potensi yang tersimpan dalam diri mereka masing-masing. Selain itu, membantu para siswa untuk menghubungkan fakta sosial dengan isu sosial kemudian dapat memecahkan masalahnya. Materi yang dipilih haruslah menantang, terpadu, dan berbasis pada nilai. Bisa juga, guru dan siswa bekerja bersama dan saling menjaga rasa sportifitas dalam suasana kelas, dan menganjurkan para siswa untuk memberikan kesempatan bagi yang lain. Peran guru menjadi seorang motivator dan membimbing siswa kepada tujuan pembelajaran.
PEMBAHASAN
Dalam pembelajaran jarak jauh, seringkali ditemukan kendala ataupun ketidaksesuaian dengan pembelajaran yang seharusnya banyak yang mengira tanggung jawab pengajar dalam melaksanakan PJJ jauh lebih ringan ketimbang dengan pembelajaran tradisional. Saat ini sistem pendidikan banyak masalah dalam masa pandemic COVID-19 pembelajaran di Indonesia dialihkan menjadi pendidikan jarak jauh, namun kurangnya peralatan, personel, sumber daya, dan keterbatasan teknologi pendidikan, dan keterampilan dan kualitas yang dimiliki pengajar belum mencukupi. Penggunaan media internet/e-learning memiliki kendala yang cukup besar, koneksi jaringan dan kesalahan teknis seperti server down and error menghambat keberhasilan pembelajaran. Penggunaan hypermedia technology tidak memiliki nilai tambah jika digunakan hanya untuk mengganti tugas yang menggunakan kertas atas tulisan tangan. Di saat masa pandemi ini banyak orang tak bertanggung jawab melakukan tindak kejahatan bahkan dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah bocornya akun yang tercantum dalam aplikasi diskusi dan penunjang pembelajaran yang merugikan banyak pihak dan proses pembelajaran terganggu. Meskipun penggunaan aplikasi android dan web sebagai media pembelajaran terganggu. Meskipun penggunaan aplikasi android dan web sebagai media pembelajaran dapat menumbuhkan minat, motivasi, serta kemandirian belajar dan pesat pengembangannya, namun sulit untuk mengontrol perkembangan pembelajaran. Meskipun game education dapat menumbuhkan minat belajar, namun peningkatan keberhasilan pembelajaran masih kecil dan tidak efektif. Kreativitas pengajar dalam memberikan materi lewat media juga diperlukan sebagai faktor yang mempengaruhi minat siswa belajar dalam PJJ ini (Simbolon, 2014). Permasalahan dalam menerima konsep dan prinsip materi akan sulit dalam pembelajaran PJJ tanpa adanya tatap muka meskipun pendidik dapat memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran seperti power point, video tutorial, compact disk (CD) dan multimedia interaktif berbasis CAI.
Sudah tujuh bulan terakhir ini dalam masa Covid-19 mengharuskan setiap satuan pendidikan menggunakan pembelajaran jarak jauh, itu menjadi satu-satunya cara agar proses pembelajaran dapat terus berjalan, penggunaan media pembelajaran dan kreativitas di dalamnya menjadi titik kunci keberhasilan pembelajaran, namun kendala baik dari sistem media maupun dari kesiapan pengajar dan pembelajar akan menghambat kegiatan pembelajaran, hal tersebut menjadi kekurangan dalam pelaksanaan pendidikan jarak jauh atau Distance Education yang masih harus dibenahi untuk kedepannya.
Belajar dan pembelajaran akan bersifat menantang apabila siswa terpancing rasa ingin tahunya untuk mencapai tujuan belajar baik secara individual, group, maupun klasikal; guru mencontohkan semangat untuk mencapai tujuan belajar dan berwawasan luas dalam melakukan inkuiri, dan menggunakan strategi pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk menunjukkan kualitas yang sama dengan guru; dan guru harus menunjukkan minat dan aspek terhadap pemikiran siswa serta meminta argumentasi siswa yang bernalar dengan baik dan penuh komitmen.
Seperti dijelaskan oleh Kertih (2015:81-82), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan pembelajaran agar powerful, antara lain: Pertama, pembelajaran harus berorientasi pada upaya penumbuhkembangkan, mengintegrasikan serta menguatakan system keyakinan, nilai dan komitmen dalam rangka pengembangan kepribadian peserta didik, baik pengetahuan fisik, emosional, intelektual, social, moral, esensial dan spiritual. Kedua, berbagai kompetensi yang dikembangkan pada diri peserta didik dengan segala indikatornya yang mencerminkan cara pandang atau berpikir, pilihan nilai, kekuatan komitmen kemampuan pengambilan keputusan. Ketiga, pembelajaran yang relevan dengan harapan tersebut dengan prinsip konstruktivisme sosial dan spiritual.
Berdasarkan pendapat di atas, maka kelas melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang sedemikian rupa. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sekolah, melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta didik, guru, kepala sekolah, dan tenaga administrasi dis ekolah itu, direncanakan sejak awal tahun pelajaran, dimasukkan ke kelender akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah. Luar sekolah, melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam kalender akademik.
PENUTUP
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka dapat dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Kemendikbud selaku perumus kebijakan Pemerintah di bidang pendidikan sudah mempelajari semua fenomena dan melakukan berbagai kajian bersama ahli dan praktisi hingga survey ke pemerintah daerah serta yang paling penting membahas bersama semua stake holder terkait yang puncaknya melahirkan SKB 4 Menteri (Mendikbud, Menag, Menkes dan Mendagri) pada tanggal 4 Juni 2020 yang lalu, dimana pembelajaran tatap muka hanya boleh dilaksanakan secara bertahap di daerah zona hijau berdasarkan rekomendasi Gugus Tugas, lain dari itu tidak diperkenekan ada tatap muka dan pemerintah setempat diberi kewenangan untuk menentukan metode PJJ yang akan digunakan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah masing-masing bisa saja tatap maya, group besar Daring ataupun PJJ Daring lainnya maupun PJJ Luring. Sementara Kemendikbud selaku regulator akan mengevaluasi masing-masing sistem yang diterapkan Pemda melalui LPMP secara berkala.
Salah satu penerapan pembelajaran powerful adalah model pengajaran seluruh siswa di mana guru mengontrol proses belajar siswa dan berusaha meningkatkan performannya melalui instruksi langsung, questioning, diskusi, dan aktivitas pembelajaran lainnya. Pembelajaran powerful menenkankan kemampuan pembelajar untuk merespon tugas yang dirancang untuk mereka serta tugas yang dirancang sendiri. Prinsip dasar pembelajaran powerful antara lain: mengintegrasikan pengetahuan yang lalu dengan yang baru; menggunakan sejumlah keterampilan belajar; menyelesaikan masalah secara individual dan kelompok; berpikir cermat tentang kesuksesan dan kegagalan; berpikir kritis; penerimaan akan keadaan pembelajaran dimana dalam pembelajaran adakalanya ada ketidak pastian ataupun kesulitan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Kor, H., Askoy, H., & Erbay, H. 2014. Comparison of the Proficiency Level of the Course Materials 9Animations, Videos, Simulations, E-books) Used in Distance Education. http://doi.org/10.1016/j.iheduc.2018.12.001.
Lenar. S., Artur, F., Ulubi, S., & Nailya, B. 2014. Problem and Decision in the Field of Distance Education. Procedia – Social and Behavioral Sciences, 131(904), 111-117. http://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.04.088.
Simbolon, N. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik. Elementary School Journal PGSD Unimed, 1(2), 14-19. http://doi.org/10.24114/ESJPGSD.V112.1323.
Winaya, I. K. A., Darmawiguna, I. G. M., Sindu, I. G. P. 2016. Pengembangan E.Modul Berbasis Project Based Learning Pada Mata Pelajaran Pemrograman Web Kelas X Di SMK Negeri 3 Singaraja. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 13(2), 198-211. http://doi.org/10.23887/jptk-undiksha.v1312.8527.