RAMADAN BULAN MAGHFIRAH
ENDANG KOMARA
Prof., Drs., Dr., M.Si
| |
Guru Besar LLDIKTI Wilayah IV Dpk
Pada Magister PIPS STKIP Pasundan,
Ketua KORPRI dan Ketua Paguyuban Profesor LLDIKTIWilayah IV, Ketua Dewan Pakar ASPENSI dan Ketua Dewan Pakar DPP GNP TIPIKOR
|
Bulan Ramadan 1441 H merupakan bulan puasa yang sangat istimewa bagi kaum muslimin di seluruh dunia, termasuk umat muslim di Indonesia karena sedang dihadapkan kepada salah satu musibah yakni Pandemi Covid-19, dimana sebagai salah satu upaya untuk memutus penyebaran virus Corona umat Muslim agar menunaikan Shalat Fardhu, Shalat Tarawih, Tadarus Al-Qur’an dan Shalat Idul Fitri serta ibadah Ramadan lainnya dilaksanakan di rumah masing-masing sebagai implementasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), baik Psysical Distancing maupun Social Distancing.
Pembagian mengenai keutamaan bulan suci Ramadan menjadi tiga bagian, yaitu sepuluh hari pertama rahmat, sepuluh hari kedua adalah ampunan dan sepuluh hari ketiganya adalah terbebas dari api neraka. Sebagaimana Hadist yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman dan juga diriwayatkan oleh Ibn Khizaimah dalam Sahih Ibn Khuzaimah. Artinya: ‘’Awal bulan Ramadan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari api neraka’’.
Dalam Hadist lain diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dan Ibn Majah yang artinya: ‘’Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu’alaihi wassallam bersabda: Ketika tiba awal bulan Ramadan para setan dan pemimpin-pemimpinnya dibelenggu, pintu-pintu neraka di tutup dan tidak ada yang dibuka. Pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada yang ditutup, lalu ada penyeru yang berseru, ‘’Hai orang yang mencari kebaikan, teruskanlah. Hai orang yang mencari keburukan, berhentilah. Sesungguhnya Allah membebaskan orang-orang dari neraka, dan itu terjadi pada setiap malam’’. (Lihat: Ibn Majah al-Qazwaini, Sunan Ibn Majah). Dalam hadist di atas disebutkan lebih umum, bahwa semua kebaikan dan keutamaan ada dalam bulan suci Ramadan.
Selanjutnya, orang yang berpuasa Ramadan akan mendapatkan keutamaan diampuni dosanya yang lalu, sebagaimana riwayat al-Bukhari yang artinya: ‘’Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu’’. (HR. Bukhari). Juga seperti diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim yang artinya: ‘’Siapa yang menghidupkan bulan Ramadan (dengan puasa atau ibadah) dengan iman dan mengharap pahala dari Allah Swt maka diampuni dosanya yang telah lalu, dan siapa yang menghidupkan (beribadah) malam lailatul qadar dan iman dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wata’ala maka diampuni dosanya yang telah lalu.’’ (HR. Bukhari dan Muslim).
Bulan puasa tahun ini terasa berbeda dibanding sebelumnya. Kondisi Pandemi Virus Corona membuat kita harus banyak berdiam diri di rumah untuk untuk mencegah penularan lebih masif. Namun di balik wabah ini, tersimpan hal positif yang bermanfaat di saat menjalani puasa Ramadan secara khusyuk dan penuh keikhlasan, antara lain: Pertama, peduli terhadap kesehatan dan kebersihan. Kita mulai merubah pola kebiasaan dan perilaku yang menjadi lebih memperhatikan kesehatan dan menjaga kebersihan. Seperti menjadi lebih sering cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, berjemur di bawah matahari pagi, dan rutin olah raga. Dengan melakukan physical distancing . kita juga diingatkan pentingnya untuk peduli dan menjaga sesama serta keluar rumah selalu meggunakan masker. Hadirnya virus ini menjadi pengingat untuk seluruh umat manusia bahwa hidup manusia saling berhubung dengan sesamanya. Kedua, bekerjasama dan berempati. Sebelumnya kerjasama dalam skala global belum pernah terjadi. Namun dengan munculnya kasus pandemi ini memberikan dampak mulai dari lingkungan masyarakat berskala kecil untuk bersatu saling bahu-membahu, seperti membantu tetangga terdekat, dan membantu orang-orang sekitar yang membutuhkan bantuan seperti kebutuhan pokok. Kita ikut berempati memberikan apa yang dapat kita berikan untuk saling meringankan beban sesama. Apa pun bentuk pemberiannya, kepedulian antar sesama terbangun dan menjadi lebih erat pada masa seperti ini. Ketiga, berkumpul denga keluarga. Satu hal positif yang paling dirasakan oleh seluruh masyarakat akibat adanya pandemi ini yaitu dapat berkumpul dengan keluarga. Waktu yang kita habiskan di rumah sebagai pencegahan penyebaran Covid-19 dapat menjadi momentum yang tepat untuk mendapatkan kembali waktu bersama keluarga yang sering hilang karena kesibukan sehari-hari. Baik buka syaum bersama, shalat tarawih bersama bahkan makan syahur bersama. Sementara bagi mereka yang tak dapat berkumpul dengan keluarga karena terhalang jarak dan situasi, tetap dapat saling berkomunikasi lewat internet dan platform digital lainnya. Saling terhubung dengan orang-orang terkasih sangat penting untuk menjaga kesehatan psikis di saat kondisi krisis seperti ini, dimana momentum ini menjadi strategi untuk dapat menguatkan satu sama lainnya. Keempat, kondisi bumi membaik. Dengan menurunya aktivitas dan mobilitas saat ini, memberikan waktu untuk ‘’bernapas’’ kepada bumi agar dapat memulihkan dirinya. Situasi yang terjadi saat ini mungkin dapat menjadi sebuah pelajaran. Bahwasanya, jika kita mampu menjaga bumi dan tidak serakah, maka alam pun akan memberikan hasil yang baik, seperti udara yang segar saat ini belakangan kita hirup. Kondisi bumi yang sedang memulihkan dirinya sendiri ini, dapat menjadi waktu yang tepat bagi kita melakukan ‘’restart button’’ , pengaturan ulang dengan harapan setelah pandemi berakhir, muncul kesadaran pada setiap individu untuk lebih menjaga alam. Kelima, mendapatkan work-life balance. Awalnya mungkin terasa sulit untuk melakukan segala aktivitas hanya di rumah. Tapi ini mau tidak mau perlu dilakukan untuk menyelamatkan kesehatan pribadi dan keselamatan banyak orang. Kebijakan isolasi mandiri melalui PSBB telah memberikan kita kesempatan untuk mendapatkan work-life balancesehingga kita dapat membagi waktu secara rata untuk menjalankan hobi-hobi yang sudah tertunda karena alasan kesibukan rutinitas di luar rumah. Pada akhirnya semua pilihan kembali pada kita, mari kita bersama-sama untuk tidak lupa melihat sisi positif dari kondisi saat ini, dan jadikan kondisi saat ini waktu untuk belajar dan merefleksikan diri, terlebih pada bulan suci Ramadan yang penuh berkah dam maghfirah serta memikirkan apa yang bisa kita lakukan ke depannya untuk menjaga nilai-nilai positif yang kita terapkan dari awal pandemi ini datang hingga pandemi ini berakhir secepatnya.
Salah satu keistimewaan bulan suci Ramadan adalah bulan pengampunan dosa-dosa yang telah lalu, mudah-mudahan Allah Swt mengampuni dosa-dosa hambanya yang sudah kita lakukan selama ini, dan mudah-mudahan Pandemi Covid-19 segera Allah Swt musnahkan di muka bumi ini, sehingga kita bisa beraktivitas normal seperti biasanya. *** Semoga ***.