SISTEM BLENDED LEARNING PADA MASA PSBB



ENDANG KOMARA,
Prof, Drs, Dr, M.Si

Guru Besar ASN LLDIKTI Wilayah IV  Dpk pada Magister PIPS STKIP Pasundan, Ketua KORPRI dan Ketua Paguyuban Profesor LLDIKTI Wilayah IV, Ketua Dewan Pakar AP3KnI Jawa Barat
Ketua Dewan Pakar ASPENSI, dan Ketua Dewan Pakar DPP GNP TIPIKOR 


Pembelajaran yang diterapkan di berbagai sekolah masih banyak menggunakan pembelajaran tradisional yakni masih menggunakan pembelajaran dengan menggunakan tatap muka antara guru dengan siswa padahal dunia kerja atau dunia bisnis sekarang ini dihadapkan pada kehidupan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang memudahkan komunikasi dan pemenuhan berbagai kebutuhan masyarakat secara efektif dan efisien.  Begitu pula dalam pembelajaran, baik transfer ilmu pengetahuan maupun transfer berbagai nilai banyak media yang digunakan oleh siswa untuk menjelajah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan.
Menurut Sagala (2006:161), bahwa perkembangan pembelajaran yang awalnya menggunakan konsep tradisional yaitu tatap muka maka dikembangkan oleh para ahli dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi berdampak besar bagi masyarakat. Perkembangan teknologi dalam pendidikan yaitu pembelajaran online dan offline. Pembelajaran online  pembaharuan pembelajaran dengan pengembangan media dengan koneksi pada jaringan internet. Bahan pembelajaran dapat divisualisasikan dalam bentuk yang lebih menarik dan dinamis. Dengan menggunakan berbagai variasi pembelajaran maka dapat meningkatkan motivasi dalam pembelajaran.
Pembelajaran online adalah model pembelajaran yang digunakan pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang dilaksanakan sejak pada pertengahan tahun 1960-an oleh Universitas Terbuka di Amerika Serikat dan Inggris. Materi-materi seperti bentuk ceramah dan simulasi sudah dibuat menjadi bentuk video tape kemudian dikembangkan dengan menggunakan internet, DVD dan CD, membuat pembelajaran dengan menggunakan fasilitas video call guru dengan siswa sehingga memudahkan siswa belajar dan menjelajah pengetahuan (Bruce at al, 1998:508).
Namun pembelajaran online masih membutuhkan pembelajaran tatap muka yang disebut blended learning yaitu memadukan antara pembelajaran online dengan pembelajaran face to face, penelitian yang dilakukan oleh Dziuban dkk (2004), bahwa pembelajaran blended learning dapat meningkatkan hasil belajar serta  dapat meningkatkan minat belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran penuh menggunakan pembelajaran online. Serta ditemukan bahwa  blended learning lebih baik  dibandingkan dengan pembelajaran face to face.
Pemanfaatan TIK dalam pendidikan sudah mengubah cara belajar dari pembelajaran konvensional atau pembelajaran tradisional yang mengedepankan tatap muka menjadi pembelajaran yang berbasis digital dengan pemanfaatan teknologi dan informasi. Banyak pengembangan media pembelajaran yang berbasis digital yang memudahkan siswa untuk belajar mandiri sehingga menghasilkan pembelajaran online atau pembelajaran offline. 
Namun menurut Noer dalam Husamah (2014:13), bahwa pembelajaran online mempunyai kendala interaksi langsung antara peserta didik dengan pengajar bagaimanapun pengajar perlu feedback dari peserta didik dan peserta didik juga butuh feedback dari pengajar. Alasan mengapa pembelajaran online  kurang memuaskan padahal materi sudah tersedia bisa belajar dimana  saja karena peserta didik juga butuh interaksi dan interaksi langsung dengan pengajar. Sekalipun  sekarang pembelajaran online juga dilengkapi dengan pengembangan video conference dan webchat siswa dengan siswa, siswa dengan guru butuh interaksi langsung satu sama lainnya. 
Blended Learning merupakan solusi dari kelemahan pembelajaran online karena menggabungkan online, offline dan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran online terdiri dari media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang digunakan oleh pengguna (user) sehingga pengguna dapat mengakses. Adapun media offline tidak dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat digunakan oleh pengguna (user) yang tidak perlu terkoneksi dengan jaringan internet misalnya materi bentuk tutorial dalam bentuk CD atau media yang sudah dibuat melalui aplikasi yang bisa digunakan oleh siswa tanpa terkoneksi pada jaringan internet. 
Pembelajaran dengan pengembangan teknologi serta kombinasi pembelajaran tatap muka dapat dihasilkan suatu pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Pembelajaran  ini seimbang antara tatap muka dengan pembelajaran online yaitu dengan menggunakan multimedia yang dimuat dalam komputer, handphone, koneksi video dan media teknologi yang lainnya. Tenaga pengajar dengan siswa dapat melakukan komunikasi sekalipun dengan jarak dan tempat yang berbeda dan juga siswa dapat dilengkapi dengan pembelajaran tatap muka yang memungkinkan terdapat permasalahan dalam materi pembelajaran online.
Pembelajaran online disebut juga pembelajaran jarak jauh yang mana guru dan siswa dapat melakukan pembelajaran di luar sekolah sekalipun guru dan siswa tidak berada dalam satu ruangan atau tidak bertatap langsung. Guru memberi tutorial ataupun guru memberi tugas pada siswa yang mana sumber materi pelajaran bisa diakses melalui internet.
Pembelajaran blended learning mengkombinasikan atau mencampur antara pembelajaran face to face dengan bantuan  Information And Communication  Technology (ICT) dengan kelebihan sebagai berikut: siswa berinteraksi langsung denga isi pembelajaran; dapat berinteraksi dengan teman, berdiskusi kelompok dan bertukar pendapat; mengakses E-library, kelas virtual; penilaian online; E-tuitions; mengakses dan memelihara blog pembelajaran; seminar online (webinar); melihat dosen ahli di youtube; belajar online melalui video  dan audio; dan laboratorium virtual.
Pembelajaran blended learning kombinasi berbagai bentuk alat pembelajaran, milsal kombinasi real time perangkat lunak, program pembelajaran berbasis Web Onlie dan aplikasi lainnya yang mendukung kepada lingkungan belajar dan pengetahuan manajemen sistem. Pembelajaran blended learning perpaduan antara online, tatap muka dan mandiri yang dipandu oleh mentor, guru atau dosen dengan pembelajaran yang terstruktur.
Menurut Alammary (2014) mengidentifikasi  4 (empat) konsep pembelajaran blended learning, antara lain: Pertama, menggabungkan mode teknologi yang berbasis web misalnya kelas virtual langsung, pembelajaran kolaboratif, streaming video, audio dan teks. Kedua, menggabungkan pendekatan pedagogis misalnya kognitivisme, konstruktivisme, behaviorisme untuk  menghasilkan pembelajaran yang optimal dengan atau tanpa penggunaan teknologi. Ketiga, menggabungkan segala bentuk teknologi pembelajaran misalnya  video tape, CD ROM, pelatihan berbasis web, film dengan dipimpin  struktur tatap muka. Keempat, mencampur teknologi pembelajaran yang sebenarnya untuk menciptakan efek pembelajaran dan kerja yang harmonis. Alasan penggunaan blended learning antara lain: kekayaan pedagogis, akses ke pengetahuan, interaksi sosial, agensi pribadi, efektifitas biaya dan kemudahan revisi.
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemik dan Pemerintaha Indonesia berdasarkan Keputusan Peresiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. COVID-19 sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang wajib dilakukan upaya penanggulangan dilakukan. Dalam rangka upaya penanggulangan dilakukan penyelengaraan kekarantinaan kesehatan sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebagai bentuk perlindungan terhadap kesehatan masyarakat dari penyakit dan/atau faktor  risiko kesehatan masyarakat sehingga wabah dan kedaruratan kesehatan masyarakat COVID-19 dapat segera diatasi. Kekarantinaan kesehatan dilakukan melalui kegiatan pengamatan penyakit dan faktor risiko kesehatan masyarakat terhadap alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan, serta respons terhadap kedaruratan kesehatan masyarakat dalam bentuk tindakan kekarantinaan kesehatan, yang salah satu tindakan kekarantinaan kesehatan berupa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Untuk mengimplementasikan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), diperlukan pedoman pelaksanaan PSBB yang mengatur lebih teknis mengenai kriteria PSBB untuk ditetapkan serta masing-masing teknis pelaksanaannya. Mengingat selama masa Pandemi COVID-19 ini kemungkinan banyak orang yang sudah terinfeksi maupun ada yang belum terditeksi, atau sedang dalam masa inkubasi, maka untuk mencegah meluasnya penyebaran di suatu wilayah melalui kontak perorangan (psysical distancing) perlu adanya pembatasan sosial (social distancing) berskala besar di wilayah tersebut. Pembatasan kegiatan tertentu yang dimaksud adalah membatasi berkumpulnya orang dalam jumlah yang banyak pada suatu lokasi tertentu. Kegiatan yang dimaksud seperti sekolah, bekerja, kegiatan keagamaan, pertemuan, pesta, rekreasi, hiburan, festival, pertandingan olahraga dan kegiatan berkumpul lainnya yang menggunakan fasilitas umum atau pribadi.
Dengan berbagai riset  menunjukkan bahwa pembelajaran blended learning mempunyai pengaruh hasil yang tinggi dibandingkan dengan pembelajaran online dan tatap muka karena blended learning memadukan atau mencampur pelajaran konvensional atau tradisional dengan pembelajaran yang mengembangkan berbagai media pembelajaran. Blended learning merupakan solusi alternatif untuk menanggulangi pembelajaran pada masa PSBB untuk menghasilkan rangkaian pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan bagi siswa. Mudah-mudahan COVID-19 segera berakhir di muka bumi ini, sehingga kita bisa hidup normal dan beraktivitas seperti semula. *** Semoga ***.      


DAFTAR PUSTAKA

Alammary, Ali. Judy Sheard, Anglela Carbone “Blended Learning in Higher Education:  Three Different Aproaches’’ Australian Journal of Educational Technology, 2014.

Bruce Joyce, Marsha Weil, Emily Calhoun. 1998. Model of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Charles D. Dziuban, Joel L. Hartman, Patsy D. Moskal. ‘’Blended Learning’’. Research Bulletin. Vol. 7, No. 1. March 30, 2004.

Husamah. 2014. Pembelajaran Bauran, Blended Learning. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


Popular Posts